Jakarta - Wakil Ketua Lembaga Bahtsul Masail Nahdlatul Ulama (LBMNU) KH Arwani Faisal berpendapat pelaksanaan Idul Adha tidak harus selalu mengikuti prosesi pelaksanaan ibadah haji di Mekah.
"Menentukan kapan Idul Adha secara fikih berdasarkan tanggal 10 Dzulhijjah. Tanggal bulan hijriyah antara Indonesia dan Arab Saudi kan tak selalu sama. Jadi bukan mengikuti kejadian pelaksanaan ibadah haji di Makkah," katanya, Senin (15/11/2010).
Idul Adha tahun 1431 H kali ini berbeda antara Indonesia dan Arab Saudi. Di negeri tersebut, Idul Qurban jatuh pada hari Selasa, 16 November 2010, lebih cepat satu hari di Indonesia yang dilaksanakan pada Rabu, 17 November.
Ia menjelaskan, pelaksanaan rukyatul hilal dilaksanakan sesuai dengan situasi lokal wilayah masing-masing, sehingga daerah yang jauh hasilnya akan berbeda, tidak bisa semuanya disatukan dengan Makkah
"Kajian fikih menekankan pada tanggal, meskipun ada yang berpendapat beda, tetapi minor, dalam arti yang harus menyamakan pelaksanaan ibadah di Arafah. Karena teks hadistnya yaomu arafah, menggunakan bahasa hari Arafah, ini yang dimaksud tanggal 9 di negeri setempat, bukan tanggal 9 di Mekah," tandasnya.
"Meskipun Idul Adha terkait dengan pelaksanan ibadah haji, dengan wukuf di Arafah, ngak masalah kita puasa Arafah pada tanggal 9 Dulhijjah sementara disana sudah tanggal 10 Dulhijjah," paparnya.
NU : Idul Adha Tidak Harus Sama Dengan Mekkah
NU : Idul Adha Tidak Harus Sama Dengan Mekkah
2010-11-15T23:03:00+07:00
dien amani
Breakingnews|Nasional|