Boyolali: Bupati Boyolali Seno Samudro menolak zona aman yang ditetapkan Badan Penelitian dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) sejauh 20 kilometer. Alasannya, dia memiliki prosedur tersendiri penanganan pengungsi akibat erupsi Gunung Merapi. "Kalau suruh mengungsi kami siap, tetapi kalau ada pembatasan zona aman tentu saja kami tidak setuju. Ini justru membuat masyarakat menjadi panik," kata Seno di Boyolali, Sabtu (6/11).
Menurut Seno, tidak perlu ada pembatasan delapan kilometer, 15 kilometer, atau 20 kilometer. Warga pasti akan mengungsi ke tempat aman jika sudah merasa keamananannya terancam.
Seno mengatakan, dirinya sudah memiliki prosedur tetap penanganan pengungsi dan itu yang dilakukan untuk mengatasi pengungsi daerahnya. "Kami tidak melakukan penjemputan masyarakat yang berada di lereng Gunung Merapi secara paksa, karena mengungsi adalah hak mereka. Kalau dipaksa tetapi tidak mau, ya terserah mereka saja," kata Seno.
Sampai Jumat malam, jumlah pengungsi di Kabupaten Boyalali mencapai 33.400 orang. Tetapi Sabtu pagi bertambah dan kini sudah mencapai 40 ribu orang. "Kami bantu sekuat tenaga untuk meringankan beban pengungsi dan kami tidak membatasi mereka mengungsi sampai kapan, yang terpenting kondisi aman terlebih dulu," kata tambah Seno.
Menyinggung soal permasalahan yang dihadapi pengungsi, dia mengatakan, pengungsi mengeluhkan soal keterbatasan tempat mandi, Cuci, dan Kakus (MCK). "Kita akan siapkan yang sifatnya tidak permanen karena kalau membuat baru atau representatif tentunya memerlukan waktu ya," kata Seno.
Bupati Boyolali Tolak Zona Aman 20 KM
Bupati Boyolali Tolak Zona Aman 20 KM
2010-11-06T15:56:00+07:00
dien amani
Breakingnews|Nasional|